Seperti tipe dan jenis mercy yang senantiasa berubah dari masa ke masa. Begitupun dengan masa (zaman; waktu) itu sendiri, senantiasa berubah dan berganti.
Tiga Karakter waktu menurut Imam Al Ghozali:
1. Waktu berlalu dengan sangat cepat.
QS. 79:46, ”Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.”
2. Waktu yang berlalu takkan pernah kembali.
Hasan Al Bashri berkata: ”Sesungguhnya waktu bila telah berlalu tak kan kembali sampai kiamat tiba.”
3. Waktu itu hakikatnya merampas semua milik manusia.
Hasan Al Bashri berkata, ”Wahai Bani Adam sesungguhya anda adalah kumpulan hari-hari. Setiap waktu yang pergi maka hilanglah bagianmu.”
Sudah fitrohnya waktu akan terus berubah dan berganti. Kadang aku terseok mengejar waktu. Waktu yang 24 jam sehari semalam terasa tak cukup untuk menyelesaikan semua amanah dan kewajiban yang terbeban di pundak. Kadang timbul pikiran iseng, Ya Allah, boleh ngga kalo aku minta hari ini ditambah 4 jam aja, supaya semua pekerjaan bisa selesai tanpa harus mengorbankan waktu tidur alias ngelembur alias begadang.^_^
Sering kali timbul pertanyaan di dalam hati, lima atau sepuluh tahun lagi sudah seperti apakah kemajuan (atau kemunduran?) di bumi ini? Masih mampukah aku mengejar waktu dan menyesuaikan diri dengan perkembangan segala hal yang mengikutinya? Masih adakah waktuku untuk menemani dan menyaksikan anak keturunanku berlari mengejar waktu? Atau mungkin waktu hidupku akan ”dicukupkan” Allah sebelum aku sempat beranakketurunan? Entahlah..biarlah menjadi rahasia Allah yang akan terkuak jika memang waktunya tiba.
Ada satu yang tak pernah berubah dan tak kan pernah berubah sampai kiamat tiba. Yaitu hukum Allah (Al Qur’an dan As Sunnah). Al Qur’an dan As Sunnah itulah yang akan menjadi pegangan kita dalam melalui waktu demi waktu, zaman demi zaman. Sungguh amat beruntung kita menjadi muslim, yang melalui lisan Rasul-Nya yang mulia dikaruniai sebuah kitab suci yang tak lekang oleh zaman dan tak usang oleh waktu.
Meskipun berkali-kali membaca shiroh Nabi dan para shahabat rasa kagumku tak pernah berkurang, malah semakin bertambah. Subhanallah..mereka benar-benar umat terbaik. Bahkan Aisyah ra. berkata akhlaq Rasul saw. adalah Al Qur’an. Itu berarti semua aturan di dalam Al Qur’an telah dilaksanakan oleh Rasul. Semua! Iya..semua, tanpa terkecuali! Bayangkan, ada 30 juz, 114 surat, 6666 ayat di dalam Al Qur’an, itu semua telah dilaksanakan dan diamalkan oleh Rasul saw.
Bagaimana dengan aku? Hiks...sedihnya. Malu sama Allah. Jangankan mengamalkan seluruh isi Al Qur’an, menghafalkannya aja masih terbata-bata. Kalau ngga diharuskan Guru ngaji untuk menyetorkan hafalan setiap pekan di rumah guru ngajiku mungkin aku ngga menghafalkan Al Qur’an. Kalau ngga diharuskan menghafalkan urutan surat dari surat ke-1 sampai ke-114, kalau ngga dipaksa untuk membaguskan bacaan Qur’an (ikut tahsin Qur’an), kalau ngga senantiasa diingatkan..kalau ngga... Subhanallah beruntungnya aku punya saudara seaqidah dan bi’ah sholihah yang tak bosan mengingatkan pada kebenaran dan kesabaran. Alhamdulillah..
Sesungguhnya zaman memang terus berubah, senantiasa.. Tapi Al Qur’an dan As Sunnah sejak dulu tak pernah berubah. Tak bertambah maupun tak berkurang. Repot juga ya kalo setiap 10 tahun Allah merubah jumlah dan isi Al Qur’an. Manusialah yang berubah, dengan alasan mengikuti perkembangan zaman nilai-nilai dalam Al Qur’an semakin ditinggalkan.
Maka berhasillah ghozwul fikrnya orang-orang Yahudi, menjauhkan umat Islam dari Islam itu sendiri. Menjauhkan umat Islam dari Al Qur’an. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Jazakumullah khoiron katsiron, syukron untuk yang mengirimkan gambar-gambar mercy, menginspirasiku untuk berpikir dan bermuhasabah.
karya : aria
Tiga Karakter waktu menurut Imam Al Ghozali:
1. Waktu berlalu dengan sangat cepat.
QS. 79:46, ”Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.”
2. Waktu yang berlalu takkan pernah kembali.
Hasan Al Bashri berkata: ”Sesungguhnya waktu bila telah berlalu tak kan kembali sampai kiamat tiba.”
3. Waktu itu hakikatnya merampas semua milik manusia.
Hasan Al Bashri berkata, ”Wahai Bani Adam sesungguhya anda adalah kumpulan hari-hari. Setiap waktu yang pergi maka hilanglah bagianmu.”
Sudah fitrohnya waktu akan terus berubah dan berganti. Kadang aku terseok mengejar waktu. Waktu yang 24 jam sehari semalam terasa tak cukup untuk menyelesaikan semua amanah dan kewajiban yang terbeban di pundak. Kadang timbul pikiran iseng, Ya Allah, boleh ngga kalo aku minta hari ini ditambah 4 jam aja, supaya semua pekerjaan bisa selesai tanpa harus mengorbankan waktu tidur alias ngelembur alias begadang.^_^
Sering kali timbul pertanyaan di dalam hati, lima atau sepuluh tahun lagi sudah seperti apakah kemajuan (atau kemunduran?) di bumi ini? Masih mampukah aku mengejar waktu dan menyesuaikan diri dengan perkembangan segala hal yang mengikutinya? Masih adakah waktuku untuk menemani dan menyaksikan anak keturunanku berlari mengejar waktu? Atau mungkin waktu hidupku akan ”dicukupkan” Allah sebelum aku sempat beranakketurunan? Entahlah..biarlah menjadi rahasia Allah yang akan terkuak jika memang waktunya tiba.
Ada satu yang tak pernah berubah dan tak kan pernah berubah sampai kiamat tiba. Yaitu hukum Allah (Al Qur’an dan As Sunnah). Al Qur’an dan As Sunnah itulah yang akan menjadi pegangan kita dalam melalui waktu demi waktu, zaman demi zaman. Sungguh amat beruntung kita menjadi muslim, yang melalui lisan Rasul-Nya yang mulia dikaruniai sebuah kitab suci yang tak lekang oleh zaman dan tak usang oleh waktu.
Meskipun berkali-kali membaca shiroh Nabi dan para shahabat rasa kagumku tak pernah berkurang, malah semakin bertambah. Subhanallah..mereka benar-benar umat terbaik. Bahkan Aisyah ra. berkata akhlaq Rasul saw. adalah Al Qur’an. Itu berarti semua aturan di dalam Al Qur’an telah dilaksanakan oleh Rasul. Semua! Iya..semua, tanpa terkecuali! Bayangkan, ada 30 juz, 114 surat, 6666 ayat di dalam Al Qur’an, itu semua telah dilaksanakan dan diamalkan oleh Rasul saw.
Bagaimana dengan aku? Hiks...sedihnya. Malu sama Allah. Jangankan mengamalkan seluruh isi Al Qur’an, menghafalkannya aja masih terbata-bata. Kalau ngga diharuskan Guru ngaji untuk menyetorkan hafalan setiap pekan di rumah guru ngajiku mungkin aku ngga menghafalkan Al Qur’an. Kalau ngga diharuskan menghafalkan urutan surat dari surat ke-1 sampai ke-114, kalau ngga dipaksa untuk membaguskan bacaan Qur’an (ikut tahsin Qur’an), kalau ngga senantiasa diingatkan..kalau ngga... Subhanallah beruntungnya aku punya saudara seaqidah dan bi’ah sholihah yang tak bosan mengingatkan pada kebenaran dan kesabaran. Alhamdulillah..
Sesungguhnya zaman memang terus berubah, senantiasa.. Tapi Al Qur’an dan As Sunnah sejak dulu tak pernah berubah. Tak bertambah maupun tak berkurang. Repot juga ya kalo setiap 10 tahun Allah merubah jumlah dan isi Al Qur’an. Manusialah yang berubah, dengan alasan mengikuti perkembangan zaman nilai-nilai dalam Al Qur’an semakin ditinggalkan.
Maka berhasillah ghozwul fikrnya orang-orang Yahudi, menjauhkan umat Islam dari Islam itu sendiri. Menjauhkan umat Islam dari Al Qur’an. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Jazakumullah khoiron katsiron, syukron untuk yang mengirimkan gambar-gambar mercy, menginspirasiku untuk berpikir dan bermuhasabah.
karya : aria
0 komentar:
Post a Comment