Penantianku akan pangeran berkuda putih untuk menjemputku sudah lama. Sudah saatnya aku harus menikah di usia yang sudah tidak muda lagi. Ada usaha?? Sebenarnya aku memang tidak ada usaha untuk mendapat pangeran berkuda putih karena aku masih bingung bagaimana caranya. Yahh ikuti saja lah seperti air mengalir pikirku. Seperti biasa, aku memang suka sekali chating di dunia maya berinteraksi dengan siapa saja yang ingin mengenal diriku. Dari situ aku pun jadi banyak teman perempuan maupun laki-laki. Sampai setiap hari pun selalu berinteraksi dengan mereka, walau hanya tergur sapa di dunia maya.
Seringnya berinteraksi dengan laki-laki di dunia maya, membuatku mengandai-andai dengan beberapa lelaki di dunia maya. Andai salah satu dari mereka itu jodohku, aku sangat senang sekali. Dan aku pun sudah memilih-milih sendiri di antara mereka, padahal itu hal yang bodoh, tidak mungkin, aku hanya perempuan biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa.
Putus sudah harapan, tidak ingin aku layani pikiran yang begitu konyol. Waktu pun berlalu, tiba-tiba ada laki-laki yang melamarku untuk di jadikan bidadarinya.
“mau kah kau menjadi bidadaiku?” kata sandi, salah satu dari beberapa laki-laki yang ada di daftar pilihan ku sabagai pangeran.
Yaa laki-laki itu salah satu dari mereka yang selalu berinteraksi denganku, dan aku bahagia sekali walau laki-laki itu bukan pilihanku yang ada di antara mereka.
Setelah menentukan hari pernikahan, aku pun menyebar undangan ke teman-teman termasuk ke beberapa laki-laki yang sering berinteraksi denganku itu. Yang benar saja, laki-laki pilihanku langsung tersontak kaget
“nisa, beneran mau nikah??” tanya aris tak percaya
“alhamdulillah iya, ayoo buruan nikah juga” jawabku sambil menggoda
“telat donk aku” jawabnya pasrah
“iya duluan aku kan nikahnya hehe” masih menggoda aris agar terpengaruh cepet nikah juga
Sebenarnya aku sudah tau kalau dia itu juga ada rasa denganku, dari kata-katanya, suka memuji dan sebagainya. Tapi aku hanya cuek saja karena dia tidak berani langsung melamarku.
“nisa, aku terlambat ya. Kenapa bukan aku yang melamarmu” katanya menyesal
“padahal aku sudah ingin menyatakan itu tapi aku belum berani, takut nisa menolakku” lanjutnya menjelaskan penyesalan
“hehe ada-ada saja kamu ris” jawabku meledek. Padahal dalam hati, “aduhhh kenapa dia baru bilang sekarang. Padahal aku juga lebih memilihnya, tapi tidak mungkin aku membatalkan pernikahan yang sudah aku tunggu-tunggu selama ini. Ahh itu hanya godaan syetan “ pikirku
Entah kenapa, aris selalu menghubungiku lewat sms kalau dia ingin sekali menjadi pangeranku, andai waktu bisa berputar, mungkin aku lebih memilih aris. Kadang terbersit dalam pikiran, kalau sandi di gantikan dengan aris. Alhamdulillah keyakinanku mengalahkan semua godaan itu, semua sudah sudah di tulis oleh ALLAH, tidak mungkin ALLAH salah memberi jodoh. Aku pun bahagia hidup bersama pangeranku sandi, aku mencintaimu sandi suamiku.
Wew...
ReplyDeleteCinta memang harus memilih ternyata ?
hehe kalau gak memilih ya susah donk, cintanya terbagi-bagi :D
Deletesalam kenal, terimakasih sudah mampir dimari
Inspiratif ceritanya mba :)
ReplyDeletehehe itu masih belajar nulis mb, kok aneh ya kayaknya :D
Deleteini pengalaman pribadi kayanya hag hag hag
ReplyDeletewekekeke apa iya mb?
Deletemenyentuh mb kisahnya
ReplyDelete