Hijabku

HIJABKU YANG TERANCAM

Saat itu aku berada di perantauan, berada di keluarga orang kaya, orang yang menyekolahkan ku dari SMP sampai ke perguruan tinggi. Aku berasal dari kalimantan, sejak sekolah dari SD sampai SMA juga di kalimantan. Setelah lulus sekolah aku pergi merantau ke jogja untuk kuliah disana, itu pun di biayai orang tua angkat ku. Sejak orang tua ku meninggal, aku menjadi anak yatim piatu, saudara-saudara ku tidak mampu menyekolahkan ku, waktu itu aku baru mau masuk SMP. Tapi aku ingin sekali bersekolah, akhirnya aku mencari pekerjaan sendiri untuk biaya sekolah. Aku menawarkan jasa sebagai pembantu ke tetangga-tetangga, alhamdulillah ada yang mau menerima ku, saat itu usia ku 14 tahun, usia yang masih sangat kecil sekali harus menanggung beban kerja sebagai pembantu yang begitu berat. Dari situlah kehidupan ku mulai berubah.

Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, aku harus membereskan semua pekerjaan rumah, termasuk masak. Karena memang aku jago masak, walaupun masih kecil aku sudah terbiasa memasak di rumah bantu-bantu ibu sewaktu beliau masih ada. Tugas-tugas rumah pun sudah selesai, saatnya aku menuntut ilmu yaitu bersekolah. Itulah impianku, Mencari ilmu setinggi-tingginya walau yatim piatu dan orang miskin, aku pasti bisa mewujudkan impian ku itu.
Tiga tahun pun berlalu, ibu angkat ku berniat menyekolahkan aku ke perguruan tinggi, tapi di jogja, bukan di kalimantan. Aku di suruh membantu anaknya yang ada di jogja sekaligus kuliah disana. Aku sangat senang sekali bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, karena itu impian ku sejak kecil. Sesampainya di jogja, aku tinggal bersama anak ibu angkat ku yang ternyata tinggal sendirian di jogja, sebut saja mb tina. Beliau ini janda, bercerai dengan suaminya sudah lama, jadi mb tina tinggal sendirian di jogja, maka dari itu aku di suruh ibu menemaninya.

Tahun 2008 aku kuliah di universitas swasta di jogja yang kebetulan kampusnya dekat dengan tempat tinggal. Jadi mempermudah sekali buat ku yang awam tentang kota jogja, jadi tidak mudah lupa jalan pulang. Sudah beberapa hari aku tinggal di jogja. Ibu pun pulang ke kalimantan karena ada amanah disana, saat itulah kehidupan baruku di mulai di kota jogja, kota pelajar, kota perantauanku. Kehidupan yang penuh tantangan, penuh ujian yang selalu menghadang di depan mata. Baru tau kehidupan di rumah yang sekarang ini aku tempati, rumah seperti neraka bagiku. Ternyata putri ibu angkatku yang bernama mb tina itu setiap harinya mabuk-mabukan, membawa laki-laki kerumahnya dan setiap hari ternyata laki-laki itu tinggal bersamanya dari sebelum aku ada disini. Ibu dan bapak ke jogja karena mengantarkan aku, itu juga karena untuk kuliah dan membantu anaknya yang sendirian disana. Ternyata dugaan orang tuanya kalau anaknya sendirian itu salah. Setelah orang tua mb tina kembali ke kalimantan, saat itulah suasana rumah berubah total, yang tadinya mb tina itu sendirian di rumah, sekarang sudah ada laki-laki yang entah dari mana asalnya sudah ada di rumah itu. Setiap malam, mb tina mengajak teman-temannya dugem dan minum-minuman keras di rumah, aku menangis dan menyesal ada disini, mengadu pada sang Kholiq, kenapa seperti ini?? Aku takut sekali dengan azabMU, 40 rumah dari rumah yang telah berbuat zina, ibadahnya tidak di terima selama 40 hari, apa lagi ini aku tinggal di rumah yang penuh kemaksiatan.

Hari pertama aku memasuki kampus, tempat menuntut ilmu jauh-jauh dari kalimantan. Saat itulah aku bertemu dengan banyak orang, banyak suku dari kota-kota yang jauh. Aku mengenal seorang muslimah yang mengajariku ilmu-ilmu agama sesuai syari’at islam. Aku memang memakai jilbab, tapi ternyata jilbab yang aku kenakan belum sesuai dengan syari’at, maka dari itulah aku bersyukur sekali berada di kota jogja. Banyak pengalaman, tambah ilmu pengetahuan tidak hanya ilmu umum tapi juga ilmu agama.

Dari situlah aku merubah penampilan aku, yang tadinya masih mengenakan calana panjang, belum memaiaki kaos kaki, memakai jilbab pendek yang belum menutupi dada. Padahal seorang muslimah di wajibkan menutup aurat seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka saja. Alhamdulillah sekarang aku sudah melaksanakan aturan-aturan islam dalam hal menutup aurat.
Satu bulan, dua bulan berlalu. Aku semakin ingin keluar dari rumah itu tapi aku tidak tau mau kemana karena aku hanya perantau yang tidak ada saudara dan tidak punya bekal di jogja. Akhirnya aku bercerita dengan seseorang yang selama ini membantuku, membantu merubah penampilanku sekarang ini. Sampai aku setiap kali bercerita ingin menangis, tidak tau harus berbuat apa. Apa lagi perlakuan mb tina itu sekarang ini, semena-mena setelah aku berpakaian seperti ini.

Suatu hari, mb tina melaporkan aku ke ibu angkatku di kalimantan, kalau aku ini sering pulang malam, berpenampilan seperti teroris. Karena waktu itu sedang marak-maraknya berita tentang teroris. Ibu datang ke jogja dan menyidang aku dengan tidak layak. Aku di suruh melepaskan hijabku yang selama ini melekat di tubuhku, mengancam kalau tidak mau nurut akan di pulangkan ke kalimantan. Aku sihh mau saja di pulangkan ke kalimantan dari pada harus hidup dengan seorang pelacur dirumah ini. Tapi ternyata ibu tidak tau tingkah laku anaknya disini. Karena mb tina takut aku membocorkan perbuatannya itu, mb tina membelaku agar hijabku biar saja, tidak usah di lepas asal jangan pulang malam. Padahal aku tidak pernah pulang malam, mb tina memang sukanya mengadu domba aku dengan ibu.

Setiap hari aku selalu di perlakukan tidak pantas, apa lagi oleh teman-temannya. Aku di suruh membersihkan bekas mereka minum-minuman, botol alkohol berceceran dan kulit kacang berserakan dimana-mana. Bau alkohol yang membuatku pusing, belum lagi harus menyiapkan ssarapan untuk mereka. Pokoknya kalau mereka bangun, harus sudah ada sarapan di meja makan, mereka tidak mau tau, kalau tidak ada sarapan, aku di omelin sampe di jelek-jelekin karena memakai jilbab.

Sering sekali aku di laporkan oleh ibu, klo aku ini anak yang tidak bener. Akhirnya ibu selalu datang dan mengancap aku, kalau tidak mau berubah, hijab aku harus di lepas. Aku diam saja, aku hanya bisa berdoa kepada ALLAH agar di jauhkan semua itu dari aku, aku hanya ingin berjilbab, tidak lebih. Setelah ibu kembali ke kalimantan, saat itulah mb tina dan pacarnya itu sewenang-wenang terhadap aku, mereka berani menyobek-nyobek semua pakaian aku, buku-buku aku, sampai alquran pun si sobek-sobek dan di bakar, na’udzubillah.. sedih sekali melihatnya. Hanya pakaian yang aku pakai yang masih tersisa. Pagi pun menjelang, hari itu aku ada jadwal kuliah, aku pun mengenakan pakaian yang kemaren ku kenakan.

Pada waktu itu aku hanya bisa minta tolong pada seorang muslimah yang selalu membantuku. Setelah lama bercerita tentang kisah yang ku alami, aku pun di suruh pulang oleh mb tina. Sesampainya aku di rumah, sepeda satu-satunya milikku yang hancur setlah di banting, sekarang musnah entah kemana, pakaian dan buku-buku yang sudah di robek-robek pun sudah tidak ada, rapi tidak tersisa. Yang tersisa hanyalah baju-baju pendek. Saat itu juga, sesampainya aku di rumah, pakaian aku yang masih aku kenakan pun di gunting-gunting, aku seperti tidak punya harga diri, di injak-injak seperti ini.

Aku hanya bisa menangis, tidak ada yang bisa menolong ku dalam rumah itu, hanya pada ALLAH lah aku berdoa dan meminta pertolongan. Pukul 20.00 aku di ajak paksa oleh mb tina dan pacarnya untuk beli seafood dengan penampilanku yang mengenakan celana pendek dan baju pendek tanpa jilbab, aku malu, aku menangis tapi mereka tak perduli, aku harus membeli seafood ke pasar ikan, terpaksa aku turuti karena aku di ancam dengan pisau, mau kabur pun aku tak bisa, mereka membawa teman-temannya juga naik mobil yang beda, mereka selalu mengintaiku. Semua kejadian ini aku ceritakan kepada seorang muslimah yang selalu membantu ku, sebut saja mb zahra. Tengah malam pun tiba, aku meminta ijin untuk bersih-bersih halaman rumah, aku di ijinkan tapi masih di awasi dari dalam, alhamdulillah berkat pertolongan ALLAH, beberapa menit kemudian mereka tertidur, aku bisa kabur dengan bantuan mb zahra dan teman-temannya. Aku pun pergi dengan keadaan hijab tertutup, meminjam baju dan jilbab ke tetangga yang waktu itu sedang membuang sampah, itulah pertolongan ALLAH, pertolongan yang tidak di duga-duga dan di sangka-sangka. Benar saja, tetanggaku itu membuang sampah jam 12 malam hampir jam 1 malam, kan tidak mungkin kalau bukan petunjuk ALLAH.

Pertolongan ALLAH itu dekat, dimana kita selalu dekat denganNYA. Setelah aku kabur dari rumah dan menginap di rumah mb zahra selama 1 pekan, ternyata mb tina dan pacarnya itu menyuruh teman-temannya mencariku dan membunuhku, aku tau kabar itu dari pembantu barunya mb tina, aku nekat datang ke rumah mb tina niatnya untuk minta maaf dan berpamitan ingin kembali ke kalimantan, tetapi tidak bertemu dengan mb tina, dan bertemu dengan pembantuanya itu, tetapi pembantunya menyuruhku pulang, jangan sampai kesini lagi karena sedang di cari-cari, sampai ke kampus pun di intai. Aku yakin, mereka mencariku karena takut rahasianya terbongkar. Tapi ALLAH menyelamatkan ku sampai akhirnya aku kembali ke kalimantan dengan selamat, dengan hijabku yang tetap utuh. Alhamdulillah, maha besar ALLAH.

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Pages

Blogger templates

Popular Posts