Belajar Menjadi Orang Tua

Genap 3 tahun kami membina rumah tangga, alhamdulillah dikaruniai anak yang mungil dan lucu yang sekarang usia nya 2.8 tahun. Masa-masa yang menyenangkan, bermain, bercanda, belajar bersama anak. Belum memikirkan biaya lebih untuk menghidupi azzam anakku. Apa lagi penghasilan suami yang tidak menentu terkadang membuat pikiran melayang mencari solusi buat mendapatkan penghasilan tambahan. Aku pun begitu, jualanku juga tidak menentu hasilnya, pikiran pun terbang melayang-layang pergi ke alam bebas. Harus bekerja keras lagi nih untuk mendapatkan recehan.


Bukan tidak bersyukur apa yang ALLAH berikan, tapi berusaha untuk mendapat penghasilan  lebih agar bisa beli rumah, naik haji, membantu keluarga, membantu orang yang membutuhkan. Memang, bisa di bilang keluarga kecilku pas-pasan, pas butuh pas ada uang alhamdulillah. Sampai sekarang pun begitu, menghidupi 2 adik kandung dan 1 keponakan, yang membutuhkan uang sangat sangat lumayan untuk biaya sekolahnya.

Orang tua mereka menitipkan mereka disini untuk sekolah, biaya juga dari orang tua mereka, aku hanya membimbing mereka saja. Tapi sudah beberapa bulan dan hampir setengah tahun orang tuaku tidak mengirimkan uang untuk adik-adikku, orang tua keponakan juga sering telat  mengirim uang buat anaknya dan bahkan kurang jumlah yang di butuhkan. Jadi biaya kehidupan mereka, biaya sekolah mereka sementara aku yang nanggung. Berat? tentu saja. Bagi kami, itu sangat berat karena penghasilan suami pas-pasan, kerjaan tidak tentu penghasilannya karena masih merintis usah, aku pun jualan buku tidak tentu bisa menjual atau tidaknya.

Baru 3 tahun berumah tangga, sudah mempunyai beban menghidupi 3 anak remaja, sungguh-sungguh tantangan bagi kami. Selalu berfikir bagaimana caranya menghasilkan uang tambahan setiap harinya, intinya kami berfikir, setiap kali anak minta uang harus ada. Entah itu suami kerja keras keliling menawarkan jasa service, mengajukan proposal ke pabrik-pabrik. Aaku pun tidak mau kalah, ku gencar-gencar kan jualan setiap hari sambil momong anak, beres-beres rumah. Lelah? yaaa, tidak hanya lelah fisik tapi lelah fikiran. Istilahnya, belum belajar sudah harus menghadapi ujian, jadi mau gak mau harus berusaha sebisa mungkinmelewati ujian itu.

Beban terberatku saat ini adalah, saat adiku mau mendaftar ke perguruan tinggi yang membutuhkan uang lumayan banyak. Orang tua hanya mengirimkan uang separoh buat daftar kuliah, selebihnya??? hehe sampai kebutuhanku sendiri ku cancel semua demi membiayai kebutuhan adik kuliah dan hidup. Aku berfikir, gak papa lah mengurusi adik, gak boleh perhitungan dengan orang tua. Dahulu merekalah yang mengurusiku dan membiayaiku kuliah dengan kerja kerasnya dan sekarang aku harus membantunya membiayai adik-adik selama aku bisa. Minta ganti? tentu saja tidak, walau orang tua bilang ingin menggantinya, tapi aku tak berharap, jika di ganti alhamdulillah ku terima dan jika tidak di ganti juga gak papa, aku juga gak memberi nominal pengeluaranku buat sang adik selama ini.

Ternyata begini ya punya anak gede hehe
Banyak pengeluaran untuk sekolah, satu bulan minimal 1juta anggaran untuk hidup dan bayar sekolah, itu kalau tinggal di perantauan. Jadi belajar nih, terbiasa menghidupi anak gede jadi nanti kalau azzam sudah besar gak kaget lagi dengan kebutuhan hidupnya, harus merintis, menabung dari sekarang agar kelak tidak repot saat anak butuh uang.


6 komentar:

  1. aku pernah juga mbak ngerasain hidup sama adik ipar, dia mau kuliah juga. tapi alhamdulillah dapet beasiswa. yang aku pusingin itu malah soal sifat abege-nya. keras kepala, ga mau ngalah, matre... duh.... astaghfirullah...

    iya bisa ngerasain gimana rasanya punya anak remaja yang banyak maunya. tapi cuma sebentar, sih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. untung bukan keras pipinya ya mb hehe
      alhamdulillah ada yang merasakan seperti yang ku rasakan :D

      Delete
  2. hiyah, jadi orangtua mmg gak gampang..harusnya ada ya kuliah jurusan menjadi orangtua :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul itu mb, ntar kita yang bikin yuk, univ menjadi orangtua. belum ada kan, pasti laris hehe

      Delete
  3. Kita punya nasib yg sama,saya juga mnanggung kuliah adik sya dua orang, Mana saya blum dpat krjaan.nggak enak jg ngandalkan suami trus.bgitulah nasib jadi tulang punggung,namun harus tetap bersyukur krna blum tentu orang lain bisa sperti kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga rezeki selalu melimpah di keluarga mb atira ya, berkah dan lancar terus. betul itu, berapapun rezeki yang kita terima harus di syukuri :)

      Delete

Powered by Blogger.

Pages

Blogger templates

Popular Posts